Probolinggo, KabarBromo.com – Hening sejenak menggantung di langit Genggong. Suara bait puisi menggema, mengguncang halaman SMA Zainul Hasan 1, Kamis (12/6/2025). Di antara para siswa berseragam dan guru yang duduk khidmat, terseret oleh kata-kata tajam yang membalut tema “Simfoni Kebinekaan dan Puisi Persatuan.”
Bukan sekadar lomba. Bukan pula sekadar panggung hiburan tahunan. Ini adalah panggung rasa, tempat para santri menyuarakan cinta tanah airnya melalui harmoni lagu daerah dan lantunan puisi yang menggigit kesadaran.
“Acara ini adalah puncak dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Bhinneka Tunggal Ika. Tahun ini jadi yang terakhir, sebelum digantikan program P7 oleh Menteri Pendidikan yang baru,” ujar Nur Aise, S.Pd, koordinator kegiatan.
Setiap kelas menampilkan dua lagu: satu wajib dari Jawa Timur, Rek Ayo Rek dan Tanduk Majeng, serta satu lagu pilihan dari berbagai penjuru Nusantara. Suara siswa-siswi menggema, menyatukan dialek, budaya, dan semangat dalam satu suara: Indonesia.
“Tujuan kami sederhana, agar anak-anak mengenal, lalu mencintai budaya lokal dan nasional lewat lagu dan puisi. Bukan sekadar hafal, tapi merasakan dan menyuarakan,” sambung Aise.
Karya puisi yang dibacakan pun bukan sekadar deklamasi. Beberapa di antaranya adalah ciptaan siswa sendiri, sarat emosi dan makna. Ada yang bicara tentang Papua, tentang Aceh, dan tentang tanah kelahiran mereka sendiri di Probolinggo. Semua berpadu dalam satu napas perjuangan: menjaga Indonesia tetap satu.
Kegiatan berlangsung di bawah arahan langsung Kepala Sekolah, Gus Lukman Qoyyiduddin Hasanul Bolqiah, S.Pd., didampingi oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Abdullah, S.Pd.
Sementara itu, program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Bhinneka Tunggal Ika dikoordinatori oleh dua guru berdedikasi: Nur Aise, S.Pd. dan Wahid Qomaruddin, S.Pd. Keduanya memastikan bahwa setiap karya dan penampilan siswa bukan hanya sekadar penampilan seni, tetapi cermin dari nilai-nilai kebangsaan dan karakter pelajar Pancasila.
Rangkaian lomba dalam kegiatan Simfoni Kebinekaan dan Puisi Persatuan menghasilkan para pemenang yang patut diapresiasi. Pada kategori Paduan Suara Putra, kelas XI A berhasil meraih Juara 1, disusul oleh kelas X A sebagai Juara 2. Sementara itu, di kategori Paduan Suara Putri, kelas XI C tampil memukau dan meraih Juara 1, diikuti oleh kelas XI D yang menempati posisi Juara 2.
Untuk kategori Cipta Puisi, kreativitas dan kedalaman rasa yang ditunjukkan oleh kelas X C membawa mereka meraih Juara 1, sedangkan kelas XI D menyusul sebagai Juara 2. Adapun dalam kategori Baca Puisi, kepekaan dalam menyampaikan emosi dan intonasi mengantarkan kelas X C sebagai Juara 1, dengan kelas XI A menempati Juara 2.
Para juara ini bukan hanya menorehkan prestasi, tetapi juga menjadi inspirasi, bahwa suara pelajar pesantren tak kalah nyaring dalam menyuarakan cinta tanah air. Lewat puisi dan lagu, mereka membuktikan: semangat nasionalisme itu tumbuh, hidup, dan menggema dari bumi Genggong, untuk Indonesia.
Tidak ada komentar