Probolinggo, KabarBromo66.com – Apa saja yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Desa Tamansari, Kecamatan Kraksaan, dalam sektor wisata dan UMKM? Kepala Desa Tamansari, Hosni, membeberkan rencana besar desanya yang kini tengah fokus mengembangkan potensi lokal berbasis wisata dan ekonomi rakyat.
“Desa Tamansari punya potensi besar dari sisi wisata dan UMKM. Kami sedang mengoptimalkan BUMDes agar benar-benar efektif dan jadi motor penggerak ekonomi desa,” ujar Hosni mengawali penjelasan.
Salah satu daya tarik utama yang saat ini tengah dikelola adalah Pemandian Putri Nilamansari yang berada di RT 1 RW 1. Lokasi ini, menurutnya, memiliki keunikan tersendiri karena menyuguhkan nuansa alam dengan sumber mata air asli yang menyegarkan. Tak hanya menawarkan tempat pemandian, kawasan tersebut kini telah dilengkapi dengan café kekinian, taman alam, serta area istirahat yang menjadi tempat favorit anak-anak muda maupun keluarga.
Namun, tak berhenti di situ. Hosni juga mengungkap rencana pengembangan besar yang akan direalisasikan pada tahun 2025 mendatang. Pemdes Tamansari berencana membangun fasilitas waterboom khusus anak-anak sebagai bagian dari perluasan kawasan wisata desa. “Waterboom ini kami harapkan bisa menambah daya tarik dan menjadi sumber pendapatan baru bagi desa, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar,” terangnya.
Dampaknya terhadap ekonomi lokal pun sudah mulai terasa. Kades Hosni menuturkan bahwa saat ini pengunjung dari luar desa mulai ramai berdatangan, dan hal itu membuka peluang baru bagi warga untuk membuka usaha. Karena itu, Pemdes berencana menata area sekitar wisata agar tersedia lapak UMKM yang merata dan terorganisir. “Kami ingin semua warga punya kesempatan sama untuk berjualan di sana. Soal sewa atau hibah, itu akan kita bahas lebih lanjut, yang penting masyarakat bisa cari rezeki di desa sendiri,” katanya.
Menariknya, untuk pengelolaan café yang ada di lokasi wisata, Pemdes Tamansari tidak sepenuhnya menggunakan dana desa. Ada kerja sama dengan pihak ketiga dengan sistem sewa tempat, yang artinya membuka peluang investasi ke dalam desa tanpa membebani anggaran BUMDes.
Tak hanya di sektor pariwisata dan UMKM, BUMDes Tamansari juga akan menjalankan program nasional dalam ketahanan pangan sebesar 20%. Salah satu bentuk nyatanya adalah usaha peternakan kambing untuk penggemukan. Ini merupakan hasil musyawarah desa yang diharapkan bisa menambah ragam usaha produktif milik desa.
Lebih jauh, desa ini juga mulai menyusun konsep desa tematik berbasis tanaman buah, seperti kelengkeng, yang akan ditanam di area-area strategis desa termasuk jalur utama menuju kawasan wisata. Konsep ini diharapkan mampu menciptakan identitas khas bagi Desa Tamansari di mata pengunjung.
“Kita ingin desa ini tumbuh dari potensi lokalnya sendiri. Bukan cuma soal wisata, tapi juga soal pemberdayaan dan keberlanjutan ekonomi masyarakat. Ini cita-cita kami,” pungkas Hosni.
Dengan semangat membangun dari bawah, Desa Tamansari memberi contoh bahwa desa pun bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru asal dikelola dengan visi yang jelas dan keberpihakan terhadap masyarakat.
Tidak ada komentar