x

PPLK UNZAH Genggong Dampingi Pelajar MA Zaha 4 Pakuniran Jalani Program Dua Bahasa

waktu baca 2 menit
Sabtu, 2 Agu 2025 04:14 0 61 Redaksi Satu

Pakuniran, KabarBromo.com – Madrasah Aliyah Zainul Hasan (MA Zaha) 4 Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, mulai menerapkan kebijakan baru terkait jam belajar dan program pembelajaran bilingual sejak awal Agustus 2025. Kebijakan tersebut diumumkan usai rapat wali murid yang digelar pihak madrasah pada Sabtu (2/8/2025).

Salah satu perubahan signifikan adalah dimajukannya waktu masuk siswa menjadi pukul 06.50 WIB. Selain itu, madrasah juga menambahkan sesi istigasah dan kultum hingga pukul 07.50 WIB, serta mengintegrasikan penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Arab ke dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada hari Sabtu.

Dalam mendukung pelaksanaan program bilingual di MA Zaha 4 Pakuniran, sejumlah mahasiswa-mahasiswi dari Universitas Islam Zainul Hasan (UNZAH) Genggong turut berperan aktif melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK).

Mereka terdiri atas Najmah Syakiartun Ni’am dari program studi Tadris Bahasa Inggris selaku ketua kelompok, Dian Qurrotul Aini dari program studi Tadris Matematika, Mohammad Said dari program studi Tadris Bahasa Indonesia, serta Maulidatul Hasanah dari program studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.

Keempat mahasiswa ini berada di bawah bimbingan dosen pembimbing lapangan, Fika Anjana, M.Pd., dan secara langsung terlibat dalam proses pendampingan siswa-siswi, khususnya dalam penerapan metode pembelajaran aktif berbasis bilingual di lingkungan madrasah.

Najmah Syakiartun Ni’am selaku ketua kelompok PPLK menyampaikan, perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan pola belajar siswa agar lebih efektif dan adaptif terhadap tantangan zaman.

“Rapat wali murid kami laksanakan untuk merespons kebutuhan penyesuaian jadwal belajar agar lebih efektif,” ujar Najmah.

Menurut Najmah, program bilingual ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam dua bahasa asing, melalui pendekatan pembelajaran aktif dan kontekstual.

“Kami akan menggunakan metode yang interaktif dan menyenangkan, agar siswa tidak hanya memahami bahasa secara teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Ia menyebutkan, para siswa menyambut baik kebijakan ini. Banyak yang merasa tertantang sekaligus bersemangat karena memiliki kesempatan mengembangkan diri melalui penguasaan dua bahasa asing.

Kebijakan ini sejalan dengan visi madrasah untuk mempersiapkan lulusan yang memiliki keterampilan bahasa asing dan mampu beradaptasi dengan dinamika global, terutama di tengah pesatnya perkembangan teknologi serta komunikasi lintas negara.

“Tantangan terbesarnya adalah memastikan siswa tidak merasa kewalahan dengan materi dalam dua bahasa. Namun, kami optimistis, dengan pendampingan yang tepat, mereka bisa beradaptasi secara bertahap,” tambahnya.

Najmah berharap program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi MA Zaha 2 Pakuniran, tetapi juga menjadi inspirasi bagi madrasah lain, khususnya yang berbasis pesantren, untuk mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih adaptif dan kompetitif.

“Saya berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari transformasi pendidikan di lingkungan madrasah,” pungkasnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x